Manado – Aksi unjuk rasa yang digelar di depan kantor DPRD Sulawesi Utara (Sulut) pada Selasa siang berlangsung ricuh. Ribuan massa yang menuntut agar pemerintah daerah segera merespons berbagai persoalan daerah awalnya menyampaikan orasi dengan damai. Namun, situasi mulai memanas ketika sebagian demonstran melempar botol plastik dan benda lainnya ke arah aparat kepolisian yang berjaga di lokasi.
Awal Aksi Damai
Sejak pukul 10.00 WITA, massa sudah memadati kawasan kantor DPRD Sulut di Manado. Mereka datang membawa spanduk, poster, dan pengeras suara. Tuntutan yang disampaikan antara lain terkait masalah kesejahteraan masyarakat, transparansi anggaran, hingga kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.
Awalnya, aksi berjalan kondusif dengan orasi bergantian dari perwakilan mahasiswa dan elemen masyarakat. Mereka juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan sambil duduk di jalan. Aparat keamanan dari kepolisian dan Satpol PP mengawal jalannya demo dengan ketat untuk memastikan tidak terjadi gangguan.
Situasi Mulai Memanas
Ketegangan mulai muncul ketika perwakilan massa yang hendak masuk ke gedung DPRD untuk bertemu anggota dewan tidak diizinkan. Negosiasi sempat dilakukan, tetapi massa merasa kecewa karena tidak ada tanggapan cepat dari pihak legislatif.
Dalam suasana panas itulah, sejumlah demonstran terlihat melempar botol plastik berisi air, batu kecil, dan benda lainnya ke arah aparat yang membentuk barikade. Aparat yang terkena lemparan langsung meningkatkan kewaspadaan, namun tetap menahan diri agar tidak memperburuk keadaan.
Respons Aparat
Kapolresta Manado yang memimpin pengamanan menyampaikan bahwa aparat mengutamakan pendekatan persuasif agar situasi tidak semakin kacau. Polisi hanya mendorong massa menjauh dari pagar gedung DPRD untuk menjaga jarak aman.
“Kami menghargai hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat. Namun, aksi harus tetap dilakukan secara tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum,” tegasnya.
Beberapa demonstran yang dianggap sebagai provokator kemudian diamankan oleh aparat untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Massa Kembali Tertib
Setelah situasi agak mereda, koordinator lapangan aksi mengimbau para peserta untuk kembali fokus pada tuntutan dan tidak terpancing emosi. Orasi dilanjutkan hingga sore hari, meski jumlah massa berangsur berkurang.
Meski sempat terjadi ketegangan, aksi ini tidak menimbulkan korban jiwa. Beberapa aparat mengalami luka ringan akibat lemparan benda, namun tidak ada kerusakan parah di sekitar kantor DPRD, info lebih lanjut klik di sini:
◉ https://gribjayamanado.org/hukum/demo-di-kantor-dprd-sulut-sempat-memanas-massa-lempar-botol-ke-aparat/
◉ https://gribjayatomohon.org/hukum/tragedi-kebakaran-tewaskan-lansia-pemilik-homestay-dan-2-tamunya-di-tomohon/
◉ https://gribjayabukittinggi.org/ekonomi/pemkot-bukittinggi-salurkan-bantuan-sembako-ke-lansia-dan-disabilitas/
◉ https://gribjayapadang.org/politik/biro-adpim-serahkan-55-box-arsip-inaktif-ke-biro-umum-pemprov-sumbar-perkuat-tata-kelola-kearsipan/
◉ https://gribjayapadangpanjang.org/pendidikan/ketua-dprd-padang-panjang-apresiasi-masukan-aksi-damai-aliansi-mahasiswa/
Pesan dari Pihak DPRD
Pihak DPRD Sulut akhirnya menyampaikan pernyataan resmi bahwa mereka akan menampung aspirasi yang disampaikan oleh massa. Beberapa anggota dewan juga mengajak perwakilan mahasiswa untuk melakukan audiensi lebih lanjut dalam waktu dekat.
Mereka menekankan bahwa kritik dan masukan dari masyarakat adalah bagian penting dalam demokrasi, namun harus disampaikan dengan cara yang damai dan sesuai aturan hukum.
Kesimpulan
Demo di kantor DPRD Sulut yang awalnya berjalan damai berubah ricuh setelah massa melempar botol ke arah aparat. Namun, berkat pendekatan persuasif kepolisian dan imbauan dari koordinator aksi, situasi kembali terkendali. Peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa kebebasan berpendapat harus diiringi dengan tanggung jawab agar aspirasi masyarakat dapat tersampaikan tanpa menimbulkan konflik.